Rabu, 29 Juni 2016

Hukuman Mati menurut Hindu


Dok.Google.com

Menurut Bapak Q, Hukuman mati tidak disebutkan secara tegas/ pasti dalam kitab-kitab hukum Hindu. Dalam agama Hindu dikenal apa yang dinamakan ahimsa. Ahimsa merupakan suatu ajaran yang menentang tindak kekerasan dan dalam ajaran Hindu juga terdapat pemahaman bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibunuh dan kematian hanya dibatasi pada kematian fisik. Jiwa seseorang akan terlahir kembali ke dalam tubuh yang berbeda. Tinjauan dari ajaran Hindu yang menyerukan untuk tidak menggunakan hukuman mati tersebut. Salah satunya  tercantum dalam Kitab Santiparva dalam bab 257 yang menceritakan seorang pangeran yang menentang pembunuhan terhadap pelaku kejahatan yang senantiasa dilakukan oleh seorang Raja yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.

Sabtu, 25 Juni 2016

Banyu Pinaruh



Menurut Bapak Q,
Dok. Bapak Q News
Banyu Pinaruh adalah upacara yadnya yang dilakukan setelah hari raya saraswati, yang bertujuan untuk pembersihan dan kesucian diri.

Banyu Pinaruh yang berasal kata dari
  • Banyu berarti air, 
  • Pinaruh atau Pengeruwuh berarti pengetahuan 
Yang pada hari ini secara nyata umat membersihkan badan dan keramas pada sumber - sumber air atau di laut.

Akan tetapi prosesi bermakna untuk membersihkan kegelapan pikiran yang melakat pada tubuh manusia, dengan ilmu pengetahuan atau mandi dengan ilmu pengetahuan.

Pelaksanaan dan tetandingan banten disebutkan dalam babad bali, banyu pinaruh (pina wruh) dina redite / minggu paing wuku sinta.
  • Asucilaksana. pelaksanaannya, di pagi hari umat asucilaksana (mandi, keramas dan berair kumkuman).
  • Upakara, (tetandingan banten), diaturkan 
    • labaan nasi pradnyan, 
    • jamu sad rasa dan air kumkuman. 
    • Setelah diaturkan pasucian / kumkuman labaan dan jamu, 
    • dilanjutkan dengan nunas kumkuman, 
    • muspa atau sembahyang
    • matirta
    • nunas jamu, dan 
labaan Saraswati / nasi pradnyan barulah upacara diakhiri / lebar.

Sumber : Sejarah Hari Raya Hindu

Tata Cara Bersembahyang Yang Baik dan Benar Menurut Hindu



Menurut Bapak Q, Dalam ajaran agama Hindu kita bersembahyang dengan tujuan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa atau disebut Ida Shang Hyang Widi Wasa. Berikut ini adalah tata cara bersembahyang yang benar :
Dok. Bapak Q News

Persiapan Kebersihan Jasmani :
  • Menggosok gigi : Om shri bhatari sayoga ya namah svaha -Ya Tuhan, besihkalah gigi hamba dari segala kotoran.
  • Berkumur : Om vaktra suddha mam svaha -Ya tuhan, bersihkalah mulut hamba dari segala kotoran.
  • Mandi : Om parama gangga sarira suddha mam svaha -Ya Tuhan, bersihkanlah seluruh badan hamba dengan air ini dari kotoran.

Jumat, 24 Juni 2016

Ada yang tahu, Mengapa Persembahyangan Saraswati mesti Pagi hari?

Menurut Bapak Q, Umat Hindu
merayakan hari suci Saraswati. Hari yang dimaknai sebagai saat turunnya ilmu pengetahuan itu biasanya dirayakan dengan menghaturkan sesaji ke hadapan Sang Hyang Aji Saraswati pada pagi hari. Para tetua mengingatkan agar persembahyangan Saraswati tidak melewati siang hari. Mengapa?
Persembahyangan Saraswati pada pagi hari sejatinya didasari pertimbangan pagi hari sebagai satwika kala atau hari yang paling baik. Dalam Hindu, waktu, dibagi menjadi tiga yakni satwika kala (pagi hari), rajasika kala (siang hingga sore hari) dan tamasika kala

Kamis, 23 Juni 2016

Ada yang Unik dari Hari Raya Saraswati, Apakah itu..


Menurut Bapak Q, Dewi Saraswati diyakini sebagai manifestasi Tuhan Yang Maha Esa dalam fungsi-Nya sebagai dewi ilmu pengetahuan. Dalam berbagai lontar di Bali disebutkan "Hyang Hyangning Pangewruh." Di India umat Hindu mewujudkan Dewi Saraswati sebagai dewi yang amat cantik bertangan empat memegang: wina (alat musik), kropak (pustaka), ganitri (japa mala) dan bunga teratai. Dewi Saraswati dilukiskan berada di atas angsa dan di sebe-lahnya ada burung merak. Dewi Saraswati oleh umat di India dipuja dalam wujud Murti Puja. Umat Hindu di Indonesia memuja Dewi Saraswati dalam wujud hari raya atau rerahinan.