Bapak Q News, Tumpek Landep dirayakan setiap Sanisara Kliwon Wuku Landep. Tumpek
Landep berasal dari kata Tumpek yang berarti Tampek atau dekat dan
Landep yang berarti Tajam. Jadi dalam konteks filosofis, Tumpek Landep
merupakan tonggak penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran). Dengan demikian umat selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran
dengan landasan nilai - nilai agama. Dengan pikiran yang suci, umat
mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk
Tumpek Landep dirayakan setiap Sanisara Kliwon Wuku Landep. Tumpek
Landep berasal dari kata Tumpek yang berarti Tampek atau dekat dan
Landep yang berarti Tajam. Jadi dalam konteks filosofis, Tumpek Landep
merupakan tonggak penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran).
Tumpek landep merupakan hari raya pemujaan kepada Sang Hyang Siwa
Pasupati sebagai dewanya taksu. Jadi setelah mempertingati Hari Raya
Saraswati sebagai perayaan turunya ilmu pengetahuan, maka setelah itu
umat memohonkan agar ilmu pengetahuan tersebut bertuah atau memberi
ketajaman pikiran dan hati. Pada rerainan tumpek landep juga dilakukan
upacara pembersihan dan penyucian aneka pusaka leluhur seperti keris,
tombak dan sebagainya sehingga masyarakat awam sering menyebut Tumpek
Landep sebagai otonan besi. Namun seiring perkembangan jaman, makna
tumpek landep menjadi bias dan semakin menyimpang dari makna
sesungguhnya.
Sekarang ini masyarakat justru memaknai tumpek
landep lebih sebagai upacara untuk motor, mobil serta peralatan kerja
dari besi. Sesungguhnya ini sangat jauh menyimpang. Boleh saja pada
rerainan Tumpek Landep melakukan upacara terhadap motor,
mobil dan
peralatan kerja namun jangan melupakan inti dari pelaksanaan Tumpek
Landep itu sendiri yang lebih menitik beratkan agar umat selalu ingat
untuk mengasah pikiran (manah), budhi dan citta. Dengan manah, budhi dan
citta yang tajam diharapkan umat dapat memerangi kebodohan, kegelapan
dan kesengsaraan. Ritual Tumpek Landep sesungguhnya mengingatkan umat
untuk selalu menajamkan manah sehingga mampu menekan perilaku buthakala
yang ada di dalam diri.dok. google.com/rivaandriana |
Jadi sekali lagi ditegaskan, Tumpek Landep bukan rerainan untuk
mengupacarai motor, mobil ataupun perabotan besi, tetapi lebih
menekankan kepada kesadaran untuk selalu mengasah pikiran (manah), budhi
dan citta untuk kesejahteraan umat manusia. Boleh saja pada rerainan
Tumpek Landep mengupacarai motor, mobil dan sebagainya sebagai bentuk
syukur namun itu adalah nilai tambahan saja. Jangan sampai perayaan
rerainan menitik beratkan pada nilai tambahan namun melupakan inti pokok
dari rerainan tersebut.
Sumber : PengerajinGentaBali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar